Total Pageviews

musim liburan hampir tiba....siap lebih awal
Showing posts with label jogja. Show all posts
Showing posts with label jogja. Show all posts

Tuesday, November 8, 2016

EAT WHILE HANGOUT RELAXED AT HOUSE OF RAMINTEN JOGJA

 come to Jogja as to have no end in enjoying the tour. ranging from culinary to the Javanese culture. one of the culinary offering a different atmosphere in Yogya is home Raminten. Raminten eat at home, you will be served a different atmosphere to other places. a relaxed atmosphere, friendly and a bit mystical.
kereta kuda pajangan di house of raminten


once you get into this restaurant, you will see a unique interior. there are two ancient horse-drawn carriage on display in the main room. under a horse-drawn carriage, there are always lit incense frankincense, accompanied with fragrant flowers.

in addition to horse-drawn carriages, there are places to sit cross-legged, where you can sit huddled with your friends.



other than in the front room, you can be deeper, there are rooms that provide more privacy atmosphere.


cangkir kopi berbentuk payudara







service at this diner, very different, where The waitress dressed in traditional Javanese, wearing a tank top that opens on top of it, typical clothing palace daughters.
Raminten himself is portrayed with an icon of a man dashing dress with full clothes women's clothes Central Java. with thick facial makeup and glasses.
Raminten menu in this a restaurant , no less commotion, no rice sheath of rice roasted in bamboo. there are hot and cold drinks with strange names. but a concoction of beverages here feels good and fresh, a blend of spices and herbs.


minuman sereh jahe

pisang bakar keju coklat




nasi koteka

bakpia raminten rasa keju


Monday, January 26, 2015

DOWA MENJADI OLEH-OLEH WISATA BARU DARI JOGJA

tas dowa, berupa tas wanita dengan bahan rajutan kini menjadi tujuan baru bagi wisatawan yang datang ke jogja. jogja telah menjadi tujuan wisata utama dipulau jawa, setiap musim liburan ekolah, jogja penuh dengan anak-anak sekolah yang study tour maupun wisatawan baiklokal maupun wisatawan dari luar negeri. jogja memang telah menjadi tujuan wisata dengan destination yang lengkap. mulai dari wisata budaya, ada keraton yogjakarta, wisata kuliner ada bakmi pele di alun-alur utara, bakmi mbahmo, sego pecel di pasar beringharjo,bakpia pathok, wisata belanja, disepanjang jalan malioboro, foto tugu jogjakarta dan tulisan malioboro mungkin foto yang paling terkenal di seluruh dunia, sudah menyebar ke penjuru nusantara bahkan dunia, sebab setiap orang yang datang ke jogja, hampir pasti selfie di tugu jogja atau di penanda jalan malioboro.
bicara jogja, tak lepas dari oleh-olehnya, salah satu yang sudah menjadi icon wajib oleh-oleh itu adalah kaos dagadu, yang dengan sengaja membuat tagline "oleh-oleh dari jogja". sama halnya kalau kita ke bali, pasti belanja kaos joger.
kaos dagadu telah menjadi salah satu icon jogja, sehingga sepanjang jalan malioboro digelar kaos gadagu, meskipun KW. begitu pula kalau ketemu tukang becak, maka akan di antar ke tiga lokasi oleh-oleh utama, yaitu kaos dagadu, bakpia patuk dan liat-liat kraton jogja. cukup dengan 5 ribu rupiah. bahkan saya dianter ke toko kaos dagadu KW lewat tengah malam, sekitar jam 00.30. dan ternayata masih ada juga toko yang buka. kalau mau cari kaos dagadu yang asli, datang aja ke mall malioboro.
sekarang ini, di jogja ternyata ada oleh-oleh baru khas jogja, entah ini akan menjadi icon baru jogja atau hanya sekedar tren. tas DOWA, tas rajutan untuk wanita. toko tas dowa ada di ujung jalan pas di sebelah tugu jogjakarta, di sebelah hotel 101. kalau pabrik sekaligus showroomnya ada di godean.
meskipun tas dowa ini di banderol dengan harga yang tinggi, menurut saya lho..hehehe, namun showroom dan tokonya tidak pernah sepi. pengunjung datang dari berbagai daerah di indonesia, salah satunya yang saya anter, jauh-jauh dari bali, hanya ingin beli tas dowa dan makan bakmi pele.
di toko ini disediakan berbagai jenis tas wanita, mulai dari tas tangan, dompet, dll, harga mulai dari ratusan ribu sampai puluhan ribu rupiah. paling murah dompet kecil, sekitar 100rb an.
di toko ini selalu disediakan makan kecil, berupa jajan pasar, berupa cetot, klepon, gethuk, ketan, dll gratis untuk dinikmati sepuasnya.
untuk memenuhi hasrat selfie wanita yang biasanya ada di tempat baru, ditoko ini juga menyediakan lokasi untuk berfoto cantik. di depan pintu masuk terdapat tulisan DOWA, nah...disitu bisa jadi bukti telah sampai di jogja dan DOWA. .....dan segera update status......
















Saturday, July 13, 2013

buka puasa di masjid sekitar jogja

bagi teman2 blogger yang lg puasa dan kebetulan ada di jogja atau lagi jalan2 di jogja, bisa mampir di masjid berikut ini untuk sekedar berbuka puasa. monggo di cek...
1. mesjid jogokaryan,
2. masjid pogung raya,
3. masjid kampus, syuhada
4. mesjid mlebu gang sebelah wetan flyover janti
5. masjid kotagede
6. masjid nurul ashri deresan
7. masjid gang seberang jalan rm padang sederhana jakal
8. masjid kmps UNY
9. masjid nurul jannah mangkuyudan
10. masjid Istiqomah Karanggayam Caturtunggal Depok Sleman
11. masjid Al-Kariim, Pogung Lor
12. masjid Pugeran
13. masjid ulil albab UII jakal km 15,
14. masjid Al Hidayah Purwosari Jakal KM 6.8
15. masjid bandara adisutjipto,
16. masjid al-huda dpn indomaret gedongkuning, samping bri
17. masjid Darussalam Griya Perwita Wisata, Besi, Ngaglik
 


Tuesday, December 20, 2011

Kisah Nyata: Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan

Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.
Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . “Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
“Ada apa pak polisi ?” Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . “Ya Allah…sinuwun!” kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
“Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !” Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
“ Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !” Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
“ Jadi…?” Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
“Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!” Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
“Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !” Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. “Sungguh orang yang besar…!” begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
“Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
“ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
“ Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!” brigadir Royadin menjawab tegas.
“Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !” Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
“Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !” lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
“ Siap pak !” Royadin menjawab datar.
“Bersama keluargamu semua, dibawa!” pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
“Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !” Brigadir Royadin menawar.
“Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!” Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : “ Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat.” Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
“ Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !” Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Update terakhir tentang penulis artikel: Bp Aryadi Noersaid saat ini tinggal di Depok, Saya sempat konfirmasi via SMS kepada penulis untuk memastikan dan meminta comment atau pernyataan dari beliau. setelah menunggu beberapa waktu saya mendapat respon dari Bp Aryadi Noersaid. Saya copy dari comment beliau. dan terima kasih pak respon kilatnya: 
 
Bapak ibu sekalian , surprise tulisan ini hadir setelah sekian bulan saya menulisnya, saya mendapatkan linknya melalui teman facebook. Cerita ini bagian dari catatan tepi yang saya terbitkan secara rutin di mils dan kompasiana , berupa pengalaman saya dan orang lain yang saya dapatkan dari sumbernya. Almarhum Pak Royadin adalah kakak ayah saya , beliau berpulang tahun lalu di rumah sederhananya di Proyonanggan di Batang,kota dekat pekalongan . Kisah ini selalu menghiasi hari saya kalau pulang ke kampung halaman orang tua. Meskipun tak persis detil demi detil percakapan yang diceritakan dari beliau tertulis didalam kisah ini , termasuk penggunaan bahasa jawa yang saya memang kurang menguasai untuk menuliskannya kembali serta tanggal dan tahun kejadian , namun beliau memang sangat memegang apa yang di omongkannya serta lurus dalam hidupnya , dan ini cerita masterpiece yang saya kenang selalu khususnya jika mengenang beliau .Terakhir bertemu beliau adalah ketika ia secara tiba tiba ke jakarta saat ayah saya tiada dan ia menyusul kemudian kembali kepada Allah SWT tanpa saya bisa menjenguknya. Semoga Allah menerima kanjeng sultan dan Pak Royadin di sisiNya.Amiin

sumber : http://jogjakini.wordpress.com/2011/12/09/kisah-nyata-ketika-sri-sultan-hb-ix-terkena-tilang-di-pekalongan/

catatan: sengaja tulisan ini saya posting di blog, utuh, sebagai penghargaan saya terhadap tokoh2 dalam kisah  nyata ini, semata-mata saya ingin berbagi inspirasi dari kisah yang sangat menyentuh ini kepada sahabat blogger semua. terlebih, kota pekalongan dan kota joga adalah 2 kota yang mempnyai arti khusus buat saya.


Wednesday, December 1, 2010

keliling kota gede


simple things we do in between daily activities can be a little treat fatigue mind. afternoon, riding a bike 'onthel' around kota gede, along the road corridors between the houses. narrow streets with walls as high as 2 meters in a typical township kota gede. wall around the entire house and yard. so when we get around in the hallways, as if trapped in an endless labyrinth. sometimes, we have to come down from the bicycle when passing road users from the front. or we have to come down from the bicycle when passing a group of mothers who were gathered at the guard post which usually exist at the intersection of the alley.

*pic source: http://bestrentcar.blogspot.com/


Monday, November 1, 2010

witnessed the Ramayana ballet performance at prambanan

Ramayana ballet tells the life of Rama. While ballet is shown only a small part of the journey of life of Rama. This story comes from the flow / Hindu religion which came from India, then India too is very famous story. Prambanan Temple was chosen as the venue for ballet because the temple is a temple of Hindu religious heritage and the story of Ramayana is also the story wing Hindu. Prambanan Temple serves to pay homage to Lord Shiva, Vishnu, and God Grace. This temple also serves to preserve the culture and introduce the history for the tourists.

The language used in Ramayana Ballet is the language of Java. So far never expressed in other language versions, but explained in narrative form (text translate english and Indonesian language). Work done by the executor to retain ballet is to form a Ramayana ballet in story form, and by publishing books, and make shadow puppets. This story is themed story of Rama and Ravana fight to marry a beautiful princess named Dewi Shinta. This story contains a message that to get what belongs to us, we must try hard, trust, and ask God's help. In addition, greed and evil will be defeated. There are a lot of character - character in this story. Among others:
1. Rama is kind and always tried to get her back what was lost.
2. Dewi Shinta is gentle
3. Leksmana who are loyal to Rama
4. Ravana is evil and greedy
5. Marica (Kijang Kencana)
6. Jatayu
7. Hanuman
8. Sugriwa
9. Subali
10. Iriyata
11. Kumbhakarna
12. Goddess Tara

This story has a background in ancient times and set in place in the State Mantili, the kingdom of Lanka, Dandaka Forest, Cave Kiskendo, Argasoka Park. This story has a plot forward. Synopsis is as follows:
Rama Wijaya, Shinta, and are venturing into the forest Leksmana Dandaka. Rawana see Dewi Shinta and wanted to marry her. So Rawana Marica told to turn himself into a golden deer. Shinta is fascinated by the gazelles golden golden deer caught telling Rama. Then Rama go chasing deer. After a long wait, Shinta was worried and told Leksman to follow Rama. Before leaving Shinta, Leksmana create a protective circle around Shinta. When Ravana realized that Shinta alone, he then disguised as an old beggar and then kidnap Shinta and took him to the kingdom of Lanka. On the way to Lanka Ravana met Jatayu and they fought, and Jatayu lost. When Rama and Leksmana realize that Sprott has been lost, Rama thinks Jatayu had killed him but was arrested Leksmana. Jatayu explains everything and then he died. Then came the capture Hanuman tells Subali goddess Tara from Sugriwa. Rama then willing to help Sugriwa. Subali then defeated Sugriwa assisted by Rama. Sugriwa finally decides to help Rama rescue Sinta. Then Hanuman was sent to the kingdom Alenka. Meanwhile Ravana Shinta who reject proposal to marry her arrive - arrived to hear the song sung by Hanuman. Then Hanuman destroyed the Garden Palace burnt Argasoka Alengka. Then Hanuman reported troop strength of the opponent to Rama who built the bridge to attack Lanka. After that war going on and defeated Ravana. Then Rama Shinta meet again, but Rama Shinta dubious sanctity. With the help of God of Fire Shinta managed to prove her holiness. And finally receive Shinta Rama back.


Wednesday, September 8, 2010

prepegan pasar kembang

prepegan is a welcome event idhul Fitri. prepegan also referred to as the flower market. There are two days in the event this prepegan. two days before idhul fitri called the little flower market and the day before idhul fitri called big flower market.

prepegan was shopping at the market usually done in traditional markets by rural communities or suburban areas. their shopping needs of all types welcome idhul Fitri holidays. ranging from shopping for clothes, foodstuff, grain cakes, flowers, ornamental to other household appliances. besides shopping. interest other than as decoration, they also buy red roses, white roses, jasmine that will be used to visit the tomb of ancestor worship after running idhul Fitri prayers

experienced this atmosphere, I can not tell you much. atmosphere of warmth. intimacy, and the longing for  hometown so pushed inwardly.

congratulations fitri idhul , hopefully we include the people who win.


Monday, September 6, 2010

meeting on joglo house

community meetings to discuss all problems in society jolgo usually done at home. joglo house is indeed a means which is provided as a place for community activities. meeting meeting, social gathering, study etc.. joglo house is owned by UGM jogjakarta.  joglo home, which sits in the big city. joglo house was bought by UGM and then in the renovation. one of the purchase and renovation of existing homes in Kotagede .

joglo this as an effort to save the house joglo from extinction. when an earthquake in 2006 in jogjakarta, joglo destroyed many houses, collapsed and damaged. when the community was not able to fix, so a lot of homes are sold to collectors joglo from out of town. joglo house moves later and disappeared from Kotagede location. joglo house as one Kotagede identity became lost. this is the basic renovation of one house joglo by this UGM. as part of efforts to preserve cultural heritage as home joglo java

joglo house now stands this stately, renovated by the Dutch grant. implementation of the renovation led by a team from UGM jogjakarta and using local carpenters experienced in detailed joglo home builders, in an effort to keep the buildings and detail the authenticity of this ancient house


Saturday, September 4, 2010

dedication of a merchant diamond Lebaran



after running a month-long Ramadan fasting month, now is the time to the month of victory. time to go back to human nature. idhul Fitri will soon arrive. we will all welcome him with joy.

Indonesian society, especially in Java, the event will be the welcome Idul Fitri with all the festivities. snagat special day, be traversed by coming together with a large family. mudik become an annual ritual which only exists in Indonesia. there will never be in this world, people have enthusiastically welcomed the arrival of a day with a spirit to affect all parts of national life. Indonesian communities scattered throughout the archipelago will be returned back to his homeland. those workers who are far away from their homes, or relatives separated this during.


Thursday, September 2, 2010

wayang kulit and sinden, the puppet show


Wayang kulit is performance art that has been aged for more than half a millennium. Showing it has its own story, is associated with the advent of Islam in Java. sunan kalijogo, One of the members of the Wali Songo created by adopting Puppet Lyrics Click that developed in the heyday of the Hindu-Buddhist. Adoption was done because the puppet already attached to the Javanese to become an excellent medium for spreading the propaganda of Islam, while Islam forbids visual art forms. As a result, created shadow puppets where one can only see shadows.


Monday, August 23, 2010

buka-bukaan di angkringan

berbukalah dengan yang manis, demikian kalimat ampuh ini selalu terdengar, bahkan menjadi tag spesial bulan ini. memang demikian seharusnya, idealnya dan seharusnya. bulan puasa memang mengundang banyak perhatian, semuanya tumpah ruah, mungkin itulah salah satu keistimewaan bulan ini. selain kalimat itu, diikuti juga dengan beragam nasehat dan tips bagaimana mengahadapi datangnya masa yang menguji keimanan dan ketabahan umat yang beriman ini. dari tips diet yang efektif, gerakan anti mah (itu lho sakit perut..), tips tetap bugar dikala lemes dan banyak lagi ....
enggak cuman itu, tiap saatpun dari tv, ruangan kita di bombardir dengan acara yang berbau reliji, mulai dari sinetron, berita gosip, acara masak bahkan iklan. yang masih asli cuma acara mancing kayaknya...hahahahaha mantapp!!
kamipun begitu,begitu adzan maghrib terdengar,langsung mengepung angkringan lek man yang ada di pinggir jalan malioboro jogja. meski bersebelahan dengan pasar sore malioboro yang menyediakan takjil komplit plit plt, kami lebih enjoy dengan terdampar di dingkliknya lek man.

enggak tahu pasti kenapa dingklik lek man lebih menyenarik bagi kami dan kayaknya enggak cuma kami, bayak juga yang nimbrung disini sampai tikar andalan juga langsung di gelar.
tapi..ada yang beda dengan semua yang kami lihat setiap saat di tv, enggak ada prosedur jelas berbuka puasa disini. sama sekali enggak ada bedanya antara  yang lapar dengan yang abis puasa. teh panas, esteh, langsung berderet di depan kami, menenami menghabiskan dua sampai tiga bungkus nasi kucing sambel bandeng. tempe mendoan dan tahu bacem juga enggak sempat di bakar. semuanya babat..dan hancurkan........
memang..jauh dari tatacara berbuka yang alim, kurma yang manis..minuman yang segar, makan pelan-pelan. karena memang lek man nggak bisa kulakan kurma, jauh katanya..mesti ke arab dia sih ngakunya enggak tahu mo naik apa kalo ke arab..yah..lek..lek..kan enggak musti ke arab to, nek mung kulakan kurmo......

lha nek aku kulakan yo mesti malah ngenes, wong kowe2 kuwi ra mungkin tuku..ngertimu rak mung warek....ngguwak duit....( lek man memang kakean alasan owk..........)

mungkin hanya disini, ato mungkin juga di sekitar kota ini yang acara berbuka enggak reliji sama sekali. tanpa diiringi kultim, kultum tausiah dan sejenisnya. karena enggak mungkin ada ustad yang mampir kesini.yang ada cuma celoteh pisuan yang mengiringi kecrohan. enggak peduli mbahas apa, paling sering menertawakan diri yang mimpi jadi koruptor di negeri ini. agar diperlakukan spesial. tema2 khas angkringan, nggak bisa di tebak, ngalir begitu saja. tergantung siapa yang banyak mulut.
...................enggak seperti waktu2 yang lain, enggak inget jam. kalau buka puasa seperti sekarang ini musti cepet2 bubar, selain udah kekenyangen, mesti sambung acara yang lain lagi.....................bye bye lek man...


Saturday, August 14, 2010

hunting bukoan at pasar gede

Ramadan has arrived ...
fasting times is the same as last year, far from home. for an adventurer like me, wherever undergo fasting still feels good. let alone be able to enjoy a different atmosphere. various kinds of atmosphere and environment which was foreign to add spirit to draw closer to the Creator, and always sharpened inner sensitivity introspection.
promised in the enjoyment of fasting for Ramadan is a pleasure to run later on when they entered heaven and the pleasures of the two is that when breaking the fast. amen.

community welcome this holy month of Ramadan with joy. when breaking fast become a special time. all kinds of dishes served in every household. but, to me that far from home, it does not prevent enjoyment of the welcome moments of fasting. especially in the big city bustle jogjakarta legi market late in the afternoon till night. a variety of dishes for the breaking of the fast peddled along the road. ranging from snacks to a large side dish for any meal there.

snack centers who peddle food to break their momentum was and still is popping up in various cities in Indonesia. if in jakarta in benhil. in semarang there along the pahlawan road . than in big cities, along Kaliurang roads and in front of the mosque  UGM campus lot for the fast food vendors, who peddled by students in this jogjakarta.



Friday, August 13, 2010

merapi mountain


  
Kali Adem is the location of substations of view of Mount Merapi from the south. It lies on the east side Kaliurang. Not far from here heading ascent to Mount Merapi.Kali Adem is a smoothed lava watershed located in the district of Sleman, Yogyakarta Cangkringan. From the direction of Yogyakarta is about 30 km to the north.
When taken from Kalasan get through alternative pathways that are not too crowded but the winding road, could also pass Title - Kaliurang with a straight path but rather dense traffic. Before entering the entrance Kaliurang or about 22 km turn right with a rather narrow road over a bridge embankment trim and then after a few kilometers north turn into the straight into Kali Adem. Roads are quite narrow but it was fine with hotmix and continue uphill to the north with housing residents on both sides of the street and place - the inn is opened by local residents.


Monday, July 5, 2010

timang island for traditional flying up between island

timang islang offer beauty and shook a million for the adrenaline going to try to cross to the Island with this simple bridge. only with that in the mooring rope on one side of the island and across the sea with steep rocks, and strong winds, challenging to cross. For those of you with car connoisseurs of automotive and motorcycle off road dirt road to this location is quite fun and challenging to try. Beach locations are in Padukuhan Danggolo buckle, Purwodadi Village, District Tepus (West Coast Siung) the first corner after Heading the MarketNdakbong met pos Ronda to Right. Prove Your Guts and began to hunt to find this location .......








Thursday, June 10, 2010

yogyakarta art festival

Starting on 7 June to 7 July 2000 as many artists will display works of traditional and modern, such as dance, painting, sculpture, and other forms at the festival which has the theme of "Jogja Indeed Parties."

The opening ceremony of a cultural parade will take place at the stadium Mandala Krida June 7, while the performing arts in TBY and Vredeburg fort will take place starting on June 7 to July 7.

Still in Vredeburg fort, on the same date was also held with 150 participants of the art bazaar that sells handicraft items, paintings, sculpture, wood crafts, and more.

Whereas on June 27 to July 7, also at the castle Vredeburg art exhibition which will last demonstration of 200 works of fine art, wood crafts, design and photographs. Before closing the dialog will also be held in the building arts seminar TBY on July 6.


Sunday, April 4, 2010

malioboro street


bandung boleh menjadi kota kembang
tapi satu yang pasti..
pasar kembang tetap ada di jogja







jangan bergerak....anda sudah dikepung pengamen!!!




Blog Archives

kolom komentar

Dapatkan comment widget ini di sini
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More